Keramaian pesta demokrasi di Indonesia sudah mulai terasa sejak 2018. Kontestan dan simpatisan Pemilihan Umum (Pemilu) meramaikan bahkan menggaduhkan emosi publik yang merembet sampai ke pelosok nusantara. Hingga hari pencoblosan berbagai informasi terus berseliweran dan mengundang perdebatan. Nun jauh di pedalaman Jambi, lima jam perjalanan darat dari Kota Jambi, tepatnya di Satuan Pemukiman I (SPI) Desa Bukit Suban Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi keramaian juga riuh. Desa dengan berbagai macam etnis mulai dari Melayu, Sunda hingga Jawa hingga Orang Rimba turut meramaikan dinamika dalam Pemilu serentak 2019 ini.

Orang Rimba menyambut pemilu ini dengan keluar dari rimba. Bergabung dengan masyarakat desa. Rasa penasaran dan mulai melek terhadap isu politik, Orang Rimba ikut prosesi pemilihan. Meskipun sebagian dari Orang Rimba sudah mulai mengikuti pemilu sejak tahun 2009 lalu, masih banyak dari Orang Rimba yang kelihatan tertarik sekaligus kebingungan tentang bagaimana cara mengikuti Pemilu dan bahkan apa itu Pemilu.

Orang Rimba kelompok Meladang yang bermukim di Kampung Madani Desa Lubuk Jering Kecamatan Air Hitam Sarolangun terlihat antusias. Kelompok ini, mengikuti pemungutan suara di TPS 007 Desa Lubuk Jering. Dari data yang di dapat oleh KKI Warsi, ada sejumlah 53 Daftar Pemilih Tetap (DPT) Orang Rimba yang berada di Kampung Madani. Namun menurut  Temenggung Meladang, Orang Rimba yang sedang berada di luar dan dapat memilih hanya sekitar 26 orang. “Kini Ko, yang di luar sekitar 26 orang, sisonyo masih di delom karno dak tau mau ado pemilu,” ujar Tumenggung Meladang.

Meski antusias untuk ikut pemilihan, kelompok ini masih cukup bingung untuk menentukan pilihan. Tidak ada informasi yang memadai untuk calon-calon yang akan dipilih. Tidak ada tim peserta pemilu yang berkampanye perkampungan ini.  Maklumlah, di sana jumlah DPT nya kurang dari 100 orang, jadi tidak akan mempengaruhi suara secara signifikan.

“Kalo misalnyo presiden biso lah karno pilihannyo cuman duo, kalo yang lain itu agak susah karno banyak pilihan,” urai tumenggung meladang. Pada malam sebelumnya (15/4) sebenarnya tim dari KPU telah melakukan sosialisasi mengenai pemilu di rumah Tumenggung Meladang sekaligus memberikan undangan C6 kepada Orang Rimba untuk memilih pada tanggal 17 April.

Selain di Kampung Madani, Orang Rimba juga terdaftar sebagai DPT di Desa Bukit Suban, sekitar 40 menit perjalanan menggunakan motor dari Kampung Madani. Duma Manurung, staff lapangan KKI Warsi yang ada di Desa Bukit Suban mengatakan bahwa ada 3 TPS di Desa Bukit Suban yang memiliki DPT Orang Rimba. Yaitu di TPS 001 sebanyak 108 orang, TPS 007 sebanyak 184 orang, dan TPS 009 sebanyak 47 orang sehingga jumlah DPT Orang Rimba di Desa Bukit Suban ada 339 orang. Jumlahnya memang lebih banyak dibanding DPT Orang Rimba di TPS 007 Kampung Madani Desa Lubuk Jering, tetapi di Desa Bukit Suban pemilihnya di campur dengan warga desa sehingga bukan hanya Orang Rimba yang memilih disana.

Proses Pemilihan

Pada hari pemilihan 17 April, di TPS 007 Kampung Madani Desa Lubuk Jering pukul 08.00 Orang Rimba telah tampak saat mereka berkumpul di sekitaran TPS dan melihat kertas suara yang dipajang oleh petugas KPPS di depan TPS tadi. Tumenggung Meladang pun turut menjadi petugas TPS sebagai petugas keamanan.

Proses berjalannya pemilu dapat dikatakan cukup tertib meskipun memakan waktu yang lama. Terlihat dari ekspresi banyak Orang Rimba di bilik suara terlihat kebingungan dengan banyaknya surat suara yang diberikan. Selain itu tidak semua yang memiliki formulir C6 ikut memilih. Bingung cara memilih dan keterbatasan kemampuan membaca menjadi kendala.

“Karno takut salah tu banyak yang dak mau ikut milih. Soalnyo dak dijelasin kayak mano caro milih tu. Kalo misalnyo diajarin kan orang rimba ni dak bingung, jadi dio dak takut salah pas milih tu. Gek kalo salah dimarahin pulak. Makonyo banyak yang dak ikut milih” ujar Tungganai Melimun.

Tengganai Melimun pun berharap dengan adanya pemilihan ini dapat terpilih pemimpin yang baik serta dapat terus memperhatikan Orang Rimba. “Jadi harapannyo dengan adonyo pemimpin nanti, Orang Rimba dapat terus diperhatikan. Mereka kan samo dengan rajo-rajo kito, jadi semoga rajo-rajo tu dapat terus peduli dengan Orang Rimba,” urainya.

Pemilihan di Kampung Madani selesai sekitar pukul 11.00 siang. Sementara di TPS 007 di Desa Bukit Suban, pemilihan berlangsung sampai batas waktu yang ditentukan karena padatnya . pemilih. Persoalan yang dihadapi Orang Rimba sama, bingung dan kesulitan membaca, terutama kaum perempuan.

Kesulitan yang dihadapi Orang Rimba, juga di rasakan oleh penduduk desa dengan TPS di TPS tersebut. Patut dimaklumi karena jumlah DPT yang lebih banyak dan juga penyesuaian terhadap banyaknya surat suara.

Evaluasi

Melihat proses sebelum atau pada saat pemilu berlangsung, permasalahan yang didapat cenderung sama. Memang dari segi jumlah pemilih dari Orang Rimba untuk pemilu kali ini dapat dikatakan telah mengalami kemajuan dan menjangkau cukup jauh komunitas Orang Rimba dibanding pemilu-pemilu sebelumnya. Tetapi proses sosialisasi ke depannya harus lebih di galakkan lagi agar Orang Rimba tidak kesulitan serta tidak takut untuk memberikan hak suaranya. Selain itu pendidikan politik juga harus diberikan oleh pemerintah terhadap Orang Rimba agar mereka tahu bahwa betapa pentingnya pemilu yang diadakan akan mempengaruhi kehidupan mereka ke depannya.(Wahyu Priyanto)