Adopsi Hutan, inilah program terbaru Warsi kerjasama dengan Hutan Itu Indonesia dalam upaya menjaga kelestarian hutan berbasis Payments for Ecosystem Services (PES). Program ini bertujuan untuk mempertahankan, menjaga, serta melestarikan ekosistem hutan di kawasan perhutanan sosial di Desa Lemo Nakai di Desa Batu Raja Rejang, Kecamatan Hulu Palik, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, dengan luas area 1.000 ha, melalui pemberdayaan masyarakat hutan Desa Lemo Nakai.

Program Adopsi Hutan ini, didukung oleh Uniqlo merek pakaian milik fast Retailing Co, Ltd., sebuah perusahaan ritel global terkemuka dari Jepang yang berpusat di Tokyo, dengan ribuan toko yang tersebar di dunia termasuk di Indonesia. Komitmen perusahaan dalam semboyan changing clothes, changing conventional wisdom and change the world (mengubah pakaian, mengubah pemikiran konvensional, merubah dunia) Fast Retailing berdedikasi untuk menciptakan pakaian berkualitas dengan nilai unik dan baru yang diharapkan mampu memperkaya kehidupan orang-orang dimanapun, Uniqlo mewujudkan komitmen mereka dengan mendukung Program Adopsi Hutan Lemo Nakai.

Sebagai bentuk komitmen mereka dalam menjaga hutan Chief Finance Officer Uniqlo Indonesia Shigeru Kumano, bersama Sustainability Lead, Michelle Marietta Secoa berkunjung langsung ke Desa Batu Raja Rejang, yang didampingi oleh KKI Warsi, HII disambut oleh Pemerintah Kabupaten Bengluku Utara, Camat dan kepala desa serta segenap masyarakat Batu Raja Rejang. (Rabu, 1/3/2023)

Kunjungan ini disambut baik oleh warga desa dengan menyuguhkan tarian khas daerah, yakni tari Rejang yang merupakan tarian penyambutan. Prosesi penyambutan juga dilanjutkan dengan merobek sirih yang dibawa penari yang menandakan rombongan diterima baik kehadirannya.  Warga desa juga menyajikan makanan-makanan khas Bengkulu Utara sebagai jamuan makan siang.

“Meskipun Uniqlo merupakan perusahaan retail, kami juga harus berpartisipasi dalam melakukan konservasi, jadi kami berkolaborasi bersm HII dan KKI Warsi intuk melakukannya. Ini adalah kali pertama Uniqlo berkolaborasi untuk menjaga hutan. Jadi, saya harap kolaborasi ini dapat berjalan baik dan terus berlanjut”, kata  Chief of Finance  Uniqlo Shigeru Kumano.

Selaku perusahaan retail, Uniqlo menyadari bahwa isu lingkungan bukan lagi isu suatu daerah atau suatu negara, melainkan sudah menjadi isu dunia. Fakta bahwa hutan Indonesia merupakan hutan terbesar ke-3 di dunia, membuat hutan Indonesia wajib dilindungi. Untuk itu, Uniqlo ikut berupaya menjaga lingkungan dengan cara adopsi hutan.

“Uniqlo harus lebih dari sekedar merk yang menjual pakaian. Kami tidk mau menjadi baik hanya untuk diri kami sendiri tapi kami juga mau baik terhadap alam, lingkungan, dan juga ingin memotivasi perusahaan lainnya untuk ikut menjaga hutan,”kata Shigeru Kumano.

Hutan Desa Lemo Nakai, merupakan kawasan hutan yang memiliki kekayaan biodiversity tinggi sekaligus sebagai daerah tangkapan air untuk lima sungai yang mengalir di dalam kawasan hutan seluas 1000 ha ini. masing-masing sungai memiliki air terjun, sehingga hutan desa ini diberi nama Lemo Nakai yang artinya dalam bahas Rejang 5 air terjun.

Dalam pertemuan dengan masyarakat Uniqlo mengapresiasi masyarakat yang sudah menjaga hutan dengan baik. Pengelolaan hutan yang baik, tidak hanya dinikmati oleh masyarakat sekitar namun juga dirasakan manfaatnya oleh masyarakat global dengan udara bersih yang dihasilkan oleh hutan ini. “Kami ingin ikut serta menjaga hutan Lemo Nakai. Bukan kami yang luar biasa, tapi warga desa yang luar biasa.” Tambah Michelle Marietta Secoa, selaku Sustainability Lead Uniqlo Indonesia.

Ancaman dalam penjagaan hutan tidak bisa dipungkiri. Penjagaan hutan tidak akan berjalan baik jika hanya dilakukan oleh satu pihak, melainkan dibutuhkan kolaborasi dari segala aspek. 

“Tantangan dan ancaman dalam penjagaan hutan sangat banyak. Seperti adanya illegal logging. Kita perlu membahas hutan yang ada Indonesia karna sangat berdampak kepada iklim sehingga membuat negara luar ingin turut menjaga hutan bersama. Disinilah kami HII dan KKI Warsi berupaya untuk menghubungkan pemangku kepentingan nasional dan korporasi dengan pengelola hutan. Tidak banyak desa yang siap, tapi Lemo Nakai siap sehingga kami memilih Lemo Nakai untuk program ini. Semoga kedepannya akan ada Lemo Nakai-Lemo Nakai lainnya agar hutan semakin terjaga”, kata Christian Natalie, Manajer Umum HHI.

Di Provinsi Bengkulu KKI Warsi bersama dengan KPH  telah mendampingi  17 kelompok atau desa untuk mendapat legalitas pengelolaan hutan, salah satunya hutan Lemo Nakai.  Untuk mendukung masyarakat yang sudah mengelola hutannya dengan baik, maka sangat penting adanya dukungan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat, dengan pengembangan usaha berbasis potensi, termasuk cadangan karbon yang tersimpan di Hutan Desa Lemo Nakai yang diperkirakan sebanyak 400.000 ton CO2. “Mempertahankan Hutan Desa Lemo Nakai merupakan dukungan untuk pemerintah

Indonesia mereduksi emisi dengan kemampuan sendiri,” kata Koordinator Program KKI Warsi,  Emmy Primadona.

Di katakan adopsi hutan merupakan program pengasuhan seluruh ekosistem hutan agar hutan terus terjaga serta pendampingan terhadap masyarakat pengelola hutan agar dapat mengelola hutannya dengan baik. “Kolaborasi UNIQLO, KKI Warsi dan HII tidak akan berhasil jika tidak disuport oleh pemerintah daerah, kepala desa dan seluruh warga Desa Batu Raja R”, ucap Emmy Primadona.

Pemerintah Bengkulu Utara berharap agar  program ini bisa memotivasi desa-desa lain agar turut serta menjaga hutan. Agar masyarakat juga dapat merasakan dampak baiknya, termasuk peningkatan ekonomi.

“Pemerintah kabupaten Bengkulu Utara menyambut baik kegiatan yang dilaksanakan KKI Warsi, HII, Uniqlo di Bengkulu Utarai. Semoga bisa jadi pioner dan memotivasi desa-desa lain untuk turut serta menjaga hutan sehingga juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar hutan,”kata Syafrial Oswari, Kabid SDA Setda Kabupaten Bengkulu Utara.

 Syafrial menjelaskan Desa Lemo Nakai memiliki air terjun yang banyak dan indah serta jernih. Air dari Hutan Desa Lemo Nakai ini bisa langsung dikonsumsi. “Lima sungai yang ada di hutan ini juga mengairi sawah-sawah sehingga harus di jaga. Ini yang harus kita jaga, kita sudah dapat manfaat dari hutan, kini dengan adopsi hutan bertambah manfaat yang didapatkan masyarakat. ini artinya hutan kita harus terus kita jaga,” kata Syafrial.

Masyarakat sangat berterima kasih kepada pihak Uniqlo, HII dan KKI Warsi yang telah membantu desa Batu Raja R dalam mengelola Hutan Lemo Nakai. Masyarakat juga berharap agar program ini tidak hanya sekedar penjagaan terhadap hutan, tetapi juga sebagai pengembangan potensi sosial ekonomi masyarakat desa.

“Disini juga harus ada bimbingan dan penyuluhan-penyuluhan agar kami bisa berkembag. Untuk meningkatkan ekonomi masyarakat ini, jika dikasih uang saja tidak akan  sempurna, tapi jika diberi bibit, pelatihan, dan dukungan lainnya akan dimanfaatkan oleh masyarakan dan akan dikembangkan lagi. Sehingga tidak terbatas hanya pada perlindungannya saja” kata Aminul Hadi yang merupakan salah satu tokoh masyarakat Desa Batu Raja Rejang.

Kunjungan ini diiringi dengan antusias warga desa yang mengikuti setiap agenda kegiata. Kunjungan hari pertama ini ditutup dengan melihat dan mencicipi hasil hutan bukan kayu (HHBK) seperti madu dan sayuran, serta mastarakat mengajak tim Uniqlo, HII dan KKI Warsi ke tempat pengolahan gambir, penolahan kopi serta pembuatan kerajinan tangan dari bambu yang dilakukan oleh masyarakat Desa Batu Rajo Rejang. Direncanakan kunjungan berlangsung dua hari termasuk mengunjungi hutan desa dengan potensi ekowisatanya yang menjanjikan, serta potensi ekonomi masyarakat seperti pengembangan usaha gambir dan madu.