Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Desa Olak Besar, Kecamatan Batin XXIV, Kabupaten Batang Hari antusias mengikuti pembuatan sabun dari serai wangi. Mereka dengan sigap bak laboran profesional mencampurkan soda api dengan minyak yang telah diberi ekstrak serai wangi sebagai bahan baku pembuatan sabun. Lalu secara bergantian dan gotong royong mengaduk adonan tersebut hingga konsentrasinya siap untuk dicetak menjadi sabun.

Pelatihan pembuatan sabun yang diikuti masyarakat Olak Besar adalah kegiatan lanjutan dalam perjanjian kerja sama antara Universitas Jambi, Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi, dan Desa Olak Besar untuk budidaya dan pengambangan produk usaha menggunakan serai wangi. Sebelumnya, masyarakat sudah dibekali pengetahuan mengenai potensi apa saja yang dimanfaatkan dari serai wangi.

Sebelumnya, didampingi KKI Warsi, masyarakat Olak Besar memetakan potensi yang ada di desa salah yang kemudian menjadi menjadi rencana kelola melalui penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT). Salah satu rancangannya adalah membentuk kelompok usaha berbasis produk unggulan yang ada di desa. 

Proses pemisahan minyak atsiri dengan air untuk pendingin ketika proses penyulingan

“Dari proses fasilitasi serta asesmen yang dilakukan secara intensif oleh fasilitator pendamping kita bersama masyarakat ternyata serai wangi ini sebetulnya dapat diolah menjadi produk yang ekonomis dan ramah lingkungan. Hal inilah yang mendorong  merancang satu inisiatif agar masyarakat desa Olak Besar mendapatkan informasi pengetahuan serta keterampilan dalam pengolahan produk yang bernilai ekonomis. Potensi budidaya serai wangi di desa ini juga cukup besar artinya jika potensi ini dapat digali dan dikelola dengan baik ditambah lagi dengan meningkatnya pengetahuan keterampilan masyarakat, bukan tidak mungkin ke depan produk ini bisa menjadi andalan untuk menunjang pendapatan perekonomian masyarakat di desa Olak Besar ini,” ungkap Asrul Aziz Sigalingging Koordinator Program KKI Warsi.

Atas potensi desa tersebut, masyarakat sepakat untuk mengembangkan budidaya dan pengembangan produk serai wangi menjadi produk sehari-hari, seperti sabun. Hal ini juga  sebagai upaya mengelola perhutanan sosial untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar hutan.

Proses pembuatan sabun

“Informasi dari luar dan pendamping desa budidaya serai wangi ini menjanjikan karena bisa menghasilkan produk yang kegunaan dan manfaatnya besar sekali. Selain itu budidaya serai wangi juga mudah. Bisa ditanam di sekitar lingkungan rumah. Ke depan, jika berhasil di pekarangan melakukan perluasan ke hutan desa,” ujar Habibullah Kepala Desa Olak Besar.

Sebagai tahapan budidaya dan pengembangan usaha, pada Sabtu 26 Maret 2022 masyarakat Olak Besar mengikuti praktik pembuatan sabun serai wangi di Laboratorium  Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Rangkaian pelatihan tersebut diantaranya cara penyulingan minyak serai wangi dan pembuatan sabun menggunakan serai wangi yang telah diekstraksi. Pelatihan ini merupakan bekal pengetahuan awal kepada KUPS sebelum nantinya melakukan budidaya serai wangi.

“Direncanakan budidaya akan dimulai pada Mei akan datang dan pemanen pertama diharapkan pada bulan November. Selanjutnya akan diolah serai wangi menjadi citronella oil atau minyak atsiri dari serai wangi. Di samping memproduksi citronella oil ini, kami juga akan mengembangkan produk berbasis serai wangi, seperti produk untuk kebersihan tubuh, sabun mandi dan pelengkapnya. Itu salah satu produk yang kami harapkan dalam pengembangan produk usaha berbasis perhutanan sosial,” ungkap Dr. Ir. Sahrial, M.Si.

M. Zuber ketua KUPS Olak Besar mengatakan optimis budidaya dan pengembangan produk serai wangi menjadi produk unggulan dari Olak Besar.

Foto bersama usai kegiatan

“Kami sangat optimis karena pembudidayaan serai wangi sangat mudah dibudidayakan untuk menjadi produk unggulan. Selama ini kami belum tahu serai wangi bisa diolah, dan melalui pelatihan dan pendampingan KKI Warsi semoga menjadi produk yang dapat mengangkat perekonomian masyarakat serta juga ramah lingkungan,” ujarnya.

Seperti diketahui Olak Besar memiliki hutan desa dengan luasan lebih kurang 721 Hektar. Ke depan setelah berhasil budidaya di pekarangan warga, perluasan penanaman serai wangi dilakukan di kawasan belukar desa. Hutan Desa Olak Besar Ibul Bajurai berada dalam kawasan penyangga Taman Nasional Bukit Duabelas. Pelatihan pengembangan dan pembuatan produk berbasis potensi hutan adalah sebagai upaya mencegah hutan dari terjadinya deforestasi, perlindungan keanekaragaman hayati, dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Serta mengupayakan  kemandirian masyarakat dalam mengelola kawasan perhutanan sosial mereka agar tidak menjadi sasaran perluasan dari perusahaan pemegang izin Hutan Tanaman Industri (HTI).