GIS dan Pengelolaan Sumber Daya Alam
Rabu, 16 November 2022, Pukul 14.00-16.00 WIB
Komunitas Konservasi Indonesia Warsi adalah lembaga non pemerintah yang terbentuk pada 1991 dengan fokus utama mempertahankan hutan tersisa, mencegah deforestasi dan degradasi hutan, pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar hutan dan mendorong kebijakan pengelolaan sumber daya alam lestari dan berkelanjutan. Wilayah cakupan kegiatan Warsi adalah di Indonesia dengan enam provinsi prioritas yaitu Jambi, Sumatera Barat, Bengkulu, Riau, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
Dalam melakukan kegiatannya, Warsi menggunakan data dasar yang bersumber dari pemetaan dan analisis keruangan seperti pemetaan hutan tersisa, pemanfaatan lahan oleh masyarakat, okupasi lahan, analisis deforestasi dan degradasi hutan, analisis kebakaran hutan dan lahan, analisis kenaikan dampak kenaikan muka air laut dan lainnya. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan software ArcGIS untuk mengolah data vector, dan attribute, serta image prosesing. Data diperoleh dari instansi terkait, survey langsung di lapangan dan mengolah data citra satelit.
Warsi menggunakan hasil pemetaan ini untuk mendorong pengakuan hak masyarakat di dalam dan sekitar hutan, melalui skema perhutanan sosial dan tanah objek reforma agraria (TORA). Warsi juga menggunakan analisis yang dihasilkan untuk mendorong kebijakan pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan. Untuk percepatan kebijakan pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan, Warsi melakukan kampanye publik dengan cara menyampaikan data hasil analisis keruangan dan persoalan pengelolaan sumber daya alam secara rutin melalui konferensi pers. Data yang dipublikasikan merupakan data yang akurat, terkonfirmasi dan berdasarkan analisis yang sudah terakurasi dengan baik.
Dalam rangka memperingati GIS Day 2022, Warsi dan Esri Indonesia akan mengadakan Webinar mengenai pemanfaatan GIS dalam pengelolaan sumber daya alam. Silakan mendaftar untuk mendapatkan e-sertifikat dan hadiah yang menarik, pendaftaran gratis terbuka untuk umum.