Wajah Afrudin pengelola Musala Nurul Falah, dan masyarakat nagari yang baru saja usai melaksanakan ibadah Sholat Jumat, terlihat haru dan bahagia. Penyebabnya, masjid dan musala di Nagari Pondok Parian Lunang, Kecamatan Lunang, Pesisir Selatan itu, menerima karpet baru. Karpet tersebut adalah hasil sumbangan dari Hutan Nagari yang dikelola dengan baik oleh masyarakat.
Hutan Nagari Pondok Parian Lunang, merupakan satu dari 22 lokasi program Pohon Asuh yang digagas KKI Warsi. Sejak mengikuti program ini, hutan di nagari Penyangga Taman Nasional Kerinci Seblat ini telah menghasilkan uang sebanyak Rp 56.200.000,-.. Berdasarkan musyawarah Wali Nagari, Lembaga Pengelola Hutan Nagari (LPHN) dan masyarakat disepakati, dana dari program ini, dibelikan 10 gulung karpet mesjid, yang dibagikan untuk dua mesjid dan tiga mushalla yang ada di dalam Nagari Pondok Parian Lunang.
Pengadaan karpet ini adalah bukti nyata bahwa hutan lebat yang dijaga dan dilestarikan dapat memberikan manfaat ekonomi yang langsung dirasakan oleh masyarakat. Pada acara penyerahan dana pohon asuh yang berlangsung 4 Oktober 2024, LPHN Pondok Parian Lunang kembali menegaskan komitmennya dalam pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat melalui pendistribusian dana Pohon Asuh tahun 2024.
Pendistribusian dana tahun ini dibagi menjadi dua alokasi utama, yakni 70% untuk operasional LPHN, terutama kegiatan penandaan pohon yang diasuh, serta 30% untuk kegiatan sosial masyarakat. Tahun ini, 30% dari dana sosial tersebut digunakan untuk pengadaan karpet masjid dan musala. Diharapkan dengan pembelian karpet baru ini dapat meningkatkan kenyamanan beribadah serta mendukung kegiatan sosial keagamaan.
Sejak program Pohon Asuh dimulai di Pondok Parian Lunang pada tahun 2021, sebanyak 282 pohon telah diadopsi melalui website di www.pohonasuh.org. Pohon Asuh adalah program yang memungkinkan masyarakat umum untuk berkontribusi dalam pelestarian hutan dengan cara mengadopsi pohon di kawasan hutan yang telah dikelola oleh masyarakat dengan beragam skema, hutan nagari, hutan adat, dan hutan kemasyarakatan.
Melalui program pohon asuh ini, setiap individu atau kelompok dapat memilih pohon yang ingin diasuh, dengan mendonasikan dana sebenar Rp 200.000 perpohon pertahun untuk pohon dengan diameter 60 cm keatas, Rp 150.000, untuk pohon dengan diameter 50-60 cm dan Rp 100.000, untuk pohon diameter dibawah 50 cm.
Program ini tidak hanya berperan dalam menjaga kelestarian lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat setempat, seperti pendanaan untuk infrastruktur desa dan kegiatan sosial lainnya.
Wali Nagari Pondok Parian Lunang, Mulyadi, menyampaikan apresiasi atas manfaat program ini. Melalui Program Pohon Asuh memperlihatkan sinergi antara pelestarian lingkungan dan pemenuhan kebutuhan sosial. “Hutan Nagari bukan hanya sumber daya alam, tetapi juga sumber kehidupan bagi masyarakat. Program ini sangat penting untuk menjaga keberlangsungan sumber air yang menjadi tumpuan pertanian di sini,” ujarnya.
Pondok Parian Lunang, merupakan salah satu nagari sentra penghasil beras di Pesisir Selatan. Hamparan sawah luas yang menjadi sumber ekonomi masyarakat sangat membutuhkan hutan sebagai penjaga sumber air sawah. Di hutan nagarilah sumber air itu berada.
Amri, Ketua LPHN Pondok Parian Lunang menambahkan, “Program Pohon Asuh tidak hanya membantu menjaga lingkungan, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat. Dana yang terkumpul dari partisipasi publik memungkinkan kami untuk melestarikan hutan secara lebih intensif sambil tetap mendukung kebutuhan sosial warga.”
Hutan Nagari Pondok Parian Lunang, membentang seluas ±1.386 hektar, mendapatkan legalitas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2018, melalui Surat Keputusan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 2702/MENLHK-PSKL/PKPS/PSL.0/4/2018. Dengan banyaknya pohon berusia puluhan tahun, hutan ini memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan iklim sekaligus menjaga nadi kehidupan. Ini yang menjadi kearifan masyarakat menjaga hutannya secara berkelanjutan.
Pengelolaan hutan yang memberikan manfaat langsung kepada masyarakat ini merupakan buah kolaborasi KKI Warsi, KPHP, dan Dinas Kehutanan Sumbar. “Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung LPHN Pondok Parian Lunang. Kerja sama ini diharapkan terus berlanjut untuk memastikan pengelolaan hutan yang berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi masyarakat serta lingkungan,” tutur Amri.
Program Pohon Asuh telah dikembangkan KKI Warsi sejak 2014 lalu, terdapat 22 lokasi pohon asuh yang tersebar di Provinsi Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu dan Kalimantan Utara. “Program pohon asuh merupakan upaya kita untuk memperkuat kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan,”kata Nofia Devita dari KKI Warsi.
Menurutnya program pohon asuh menciptakan sinergi antara pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat, sekaligus memperkuat keterlibatan publik dalam menjaga keberlanjutan hutan.Tertarik untuk berkontribusi, silahkan kunjungi website www.pohonsuh.org. Pilih pohonmu dan dukung masyarakat sekitar hutan. (Siti Nurhaliza)