oleh Salman dan Madon*

Air terjun kelumbuk yang dulunya hanya tempat bagi warga setempat untuk mencari ikan, kini menjadi tempat wisata yang banyak dikunjungi warga di luar dusun. Sejak dibukanya wisata Air Terjun Kelumbuk pada tahun 2020 sampai kini tahun 2023 masih menjadi salah satu tujuan wisata di desa. Air terjun dengan lokasi yang tidak jauh dari permukiman warga dan memiliki track yang tidak terlalu sulit, cocok untuk menjadi tempat melepas penat sejenak.

Keindahan alam yang menjadi tempat wisata, juga mendatangkan manfaat sekitar sebagai pengelola ekowisata yang diampu oleh pemuda tersebut. Mereka mendapatkan tambahan pendapatan dari parkir pengunjung. Namun, hal tersebut tidak terlepas dari hambatan dalam pengelolaan ekowisata Air Terjun Kelumbuk. Meyakinkan warga adalah salah satu persoalan utama yang mereka hadapi.

“Hambatan yang pasti ialah warga pada awalnya tidak setuju adanya wisata, setelah diberikan pemahaman kepada warga dengan adanya wisata, ekonomi akan lebih baik kedepannya dan desa kita akan dikenal lebih banyak orang, sehingga sebagian wargapun menjadi setuju,” kata Alpirqon salah seorang pemuda Desa Sungai Telang pada Minggu, 22 Oktober 2023.

Seperti kata pepatah “rambut sama hitamnya, tetapi tidak dengan pemikiran”. Kalimat tersebut adalah kata yang tepat dari kondisi pro dan kontra dalam mengembangkan potensi wisata di desa. Dengan inisiatif Ketua Bujang Kampung Baru saat itu yakni Alpriqon, ketika mengajak pemuda pemudi untuk membuka wisata air terjun, juga ada mendapat penolakan dari pemuda lainnya, dengan alasan tidak akan ada nilai ekonomi melainkan hanya tempat orang main dan bermain semata.

Berdasarkan keadaan tersebut Ketua Bujang Kampung Baru tetap bersikeras melanjutkan keinginannya itu, seiring berjalannya waktu, wisata banyak dikunjungi warga sekitar bahkan ada yang dari luar kecamatan. Begitupun dengan sektor ekonomi yang didapatkan, sehingga banyak warga Sungai Telang yang merespon baik. Sampai saat sekarang masih di lanjutkan dengan ketua bujang yang baru Mad kobar, dalam waktu yang tertentu yaitu di hari lebaran, tahun baru.

Mengembangkan Wisata Melalui Pokdarwis

Dari semula dikelola oleh Pemuda Kampung Baru secara swadaya. Kemudian menjadi inisiatif bagi pemuda membentuk sebuah kelompok pengelola wisata khusus. Pembentukkan kelompok yang diberi nama Pokdarwis Telang Membara ini berlansung pada pada tanggal 28 Desember 2022 ketika kegiatan penghijauan di Gunung Puhong.

“Kami sangat mengharapkan dengan adanya Pokdarwis yang bisa meningkatkan nilai ekonomi masyarakat dari wisata tersebut” kata Mad kobar.

Dalam perjalanannya, pengelolaan wisata oleh Pokdarwis juga mengalami berbagai tantangan, salah satunya wisata air terjun banyak dikunjungi hanya pada hari-hari tertentu.

“Salah satu penyebabnya adalah akses ke wisata tersebut” ucap Ketua Pokdarwis.

Senada dengan itu, Ketua Bujang Kampung Baru juga menyorot akses jalan yang belum layak.

“Kami mengharapkan adanya jalan yang layak yang bisa ditempuh banyak orang” kata Mad kobar

Dokumentasi: Air Terjun Batang Kelumbuk, kelihatan air yang jernih dan segar.

Foto: Pengunjung dari wana cerita dan tim kki Warsi untuk belajar dalam pembuatan berita.

Tantangan yang dihadapi oleh Pokdarwis juga disorot oleh Pemerintahan Dusun. Menurut Sofwan Sekretaris Dusun sampai saat ini masih melihat kesungguhan dari pemuda untuk mengeloa wisata.

“Lebih dari setahun Pokdarwis Telang Membara dilantikkan oleh Pemerintah Dusun Sungai Telang kini belum ada progres yang nyata di mata pemerintah dusun. Kami berharap dengan dibentuknya Pokdarwis bisa mengembangkan wisata-wisata yang ada di Sungai Telang,” kata M Shofwan selaku Sekretaris Dusun Sungai Telang.

Dari asumsi masyarakat yang mengatakan wisata itu tidak memiliki nilai ekonomi, kini pemikiran itu dikit demi sedikit telah hilang namun belum seratus persen. Kekayaan alam yang melimpah diharapkan bisa menumbuhkan ekonomi yang berlimpah nantinya. Dari pemikiran yang sempit kini berkembang, dari yang sedikit dikenal orang kini diketahui banyak orang, begitulah harapan warga dan pemuda Dusun Sungai Telang.

*Salman dan Madon merupakan jurnalis warga dari Desa Sungai Telang, Kecamata Bathin III Ulu, Bungo