KKI Warsi melakukan  penandatanganan kerja sama dengan 3 lembaga mitra terpilih sebagai penerima dana hibah. Diantaranya Perkumpulan Gita Buana, Perkumpulan Qbar Indonesia Madani, dan Yayasan Langkah Indonesia (LIB). Tiga lembaga ini akan mengaplikasikan program untuk mendukung dan memperkuat pengelolaan hutan berbasis masyarakat di Sumatera Barat dan Jambi. 

Melalui penyaluran dana hibah ini dan kerja sama tiga lembaga ini adalah upaya untuk berkolaborasi dan berkontribusi pada penjagaan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan,” kata  Adi Junedi Direktur KKI Warsi  pada Rabu, 6 Maret 2024.

Program ini berlangsung dalam kurun waktu selama 7 bulan. Ketiga lembaga mitra terpilih akan menjalankan program kegiatan yang beragam, mulai dari penguatan peran masyarakat dalam pengelolaan hutan, pengoptimalan kelompok usaha berbasis potensi lokal, dan pemulihan lahan-lahan kritis di lokasi perhutanan sosial. Seperti, Perkumpulan Gita Buana akan mendampingi masyarakat pengelola hutan adat di Dusun Baru Pelepat Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, untuk program penjagaan dan pengoptimalan air bersih di dusun.

Coaching clinic – pembekalan administrasi dan keuangan kepada kembaga mitra.

“Program yang akan dilakukan yaitu pengoptimalan peran masyarakat pengelola hutan adat di Dusun Pelepat. Di daerah itu ada sebuah sungai yang tercemar oleh penambangan emas dan berada di dekat kawasan industri perkebunan,” kata Ikuten Barus Direktur Perkumpulan Gita Buana.

Hutan adat di Dusun Baru Pelepat memiliki peranan penting, di samping merupakan salah satu kawasan penyangga Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Di hutan adat juga terdapat sumber air bersih yang digunakan masyarakat untuk keperluan sehari-hari. Melalui program ini, Perkumpulan Gita Buana melakukan penguatan peran Lembaga Pengelola dalam mengelola hutan adat. 

“Kita akan menyusun program secara partisipatif bersama masyarakat dalam menyusun program, secara umum kegiatan akan melakukan penjagaan kawasan melalui patroli. Dalam pengoptimalan air bersih salah satunya direncanakan menyalurkan air ke beberapa rumah yang belum teraliri air bersih,” katanya. 

Sementara itu, Perkumpulan Qbar akan berkegiatan di Kabupaten Pasaman Sumatera Barat tepatnya di Nagari Alahan Mati dan Alahan Mati Hilia. Ada pun program yang akan dilakukan yaitu penguatan  peran LPHN Alahan Mati dan Alahan Mati Hilia dalam tata kelola hutan nagari. 

Tidak hanya itu, Qbar juga akan mendampingi kelompok usaha perhutanan sosial (KUPS) yang dikelola oleh kelompok perempuan di nagari. Saat ini kelompok mengelola bahan baku pakis menjadi produk makanan dan cemilan. Biasanya pakis dianggap semak, di tangan perempuan di Alahan Mati, pakis diolah menjadi produk bernilai ekonomi.

“Secara umum program yang akan dijalankan yaitu  penguatan marwah peran dari LPHN. Serta pengoptimalan kelompok usaha. Di sekitar hutan desa dan kawasan penyangga hutan nagari, banyak tumbuh pakis yang diolah menjadi rendang pakis oleh kelompok,” kata Diva Kurnia.

Di Kabupaten Limapuluh Kota, LIB akan melakukan kegiatan pendampingan masyarakat di Nagari Tanjung Maur. Di Nagari Talang Maur terkenal dengan gambir dan aren. Melalui program ini, LIB akan mendampingi masyarakat mengolah aren menjadi gula aren cair. 

“Kita akan mencoba mendampingi kelompok usaha perhutanan sosial (KUPS) Aren Tama untuk memproduksi gula aren cair, pasarnya cukup menjanjikan. Banyak keberadaan kafe-kafe di Payakumbuh dan Limapuluh Kota dan itu membutuhkan gula aren cair,” kata Imran Ketua Umum LIB.

Diketahui, gula aren cair selama ini didatangkan dari luar Provinsi, seperti dari Riau. Padahal bahan baku dasar banyak dari Payakumbuh, khususnya Talang Maur. Tidak hanya pembuatan menjadi produk, akan dilakukan penanaman aren di area kritis yang berada di lahan hutan nagari.

“Juga dilakukan penanaman aren di lokasi lahan kritis di nagari, sering terjadi banjir di nagari tersebut. Gambir yang menjadi komoditas sedikitnya telah mendorong terjadinya pembukaan lahan di nagari. Banyak lahan yang dibuka untuk gambir menyebabkan hilangnya pohon-pohon besar. Jadi penanaman pohon aren, bisa menjadi penahan banjir,” katanya. 

Adapun sebelum dilakukan penandatanganan kerja sama. KKI Warsi terlebih dahulu memberikan coaching clinic kepada ketiga lembaga mitra. Ditujukan untuk penyesuaian dan penyelarasan proposal, serta pembekalan terkait prosedur administrasi dan pelaporan. Dalam penyaluran dana hibah, KKI Warsi tidak hanya sebagai lembaga penyalur tetapi juga berperan dalam peningkatan kapasitas lembaga mitra dalam bentuk pemberian pelatihan dan peningkatan kapasitas. Selain itu juga turut  penguatan jejaring kepada lembaga mitra.

Sementara itu, adanya coaching clinic juga disambut baik oleh CSO yang menjadi lembaga mitra. Langkah Indonesia Berkelanjutan (LIB) yang menjadi salah satu lembaga mitra terpilih merupakan lembaga baru. Program ini menjadi titik awal LIB untuk menjalankan visi misi mereka dalam penjagaan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan. 

“Kami sangat terbantu sekali sebagai lembaga baru kami tidak percaya diri menjadi lembaga mitra terpilih. Kita diberikan penguatan mengenai pembuatan proposal dengan pendekatan TOC dan LFA. Diperkenalkan kiat-kiat dan informasi mengenai peluang pendanaan untuk program penjagaan lingkungan,” kata Imran Ketua Umum LIB. 

Hal senada juga dituturkan oleh Perkumpulan Qbar dan Gita Buana. Meskipun telah berkecimpung lama dalam kegiatan pendampingan masyarakat, adanya kegiatan coaching clinic juga menjadi penajaman ulang bagi kedua dalam merancang program, mengukur dampak program, dan menjawab masalah dalam masyarakat secara lebih sistematis.

“Menjadi momentum bagi kita untuk memahami dinamika organisasi masyarakat sipil. Apa yang harus kita lengkapi sebagai sebuah organisasi, seperti SOP keuangan. Memudahkan manajerial dalam organisasi untuk merencanakan sebuah program,” kata Ikuten Barus Direktur Perkumpulan Gita Buana.

Dalam penyaluran dana hibah selain juga menjadi dukungan kepada lembaga-lembaga mitra, secara tidak langsung juga memperluas dampak kepada masyarakat yang selama ini tidak terjangkau oleh pendampingan KKI Warsi. Kolaborasi ini diharapkan berkontribusi untuk mewujudkan masyarakat sejahtera, hutan terjaga.