Jum’at, 5 Februari 2020, KKI Warsi bersama dengan Dinas Kehutanan Provnsi Sumatra Barat mengadakan Workshop “Membangun kolaborasi Kegiatan Perlindungan dan Pengamanan Hutan Berbasis Teknologi Guardian dan Identifikasi Potensi Karbon di Sumatra Barat,” yang diikuti oleh Kepala KPH, perwakilan Wali Nagari, dan Tim Patroli LPHN dari tiga Kabupaten Solok, Sijunjung dan Pesisir Selatan.
Rangkaian pelaksanaan workshop merupakan bagian dari upaya koordinasi dan kolaborasi yang sudah berjalan baik antara masyarakat, KKI Warsi dan Dinas Kehutanan.
“Sejak, inisiatif pengamanan hutan berjalan tahun 2019, hingga sekarang ini, perkembangan dalam implementasi kegiatan dan keterhubungannya dengan rencana kebijakan di Dinas Kehutanan Sumbar, sudah pada penyusunan rencana kegiatan bersama, agar aktivitas pengamanan hutan di tingkat masyarakat dapat segera terhubung dengan aksi patroli bersama dan penindakan pada dinas kehutanan,” terang Rainal Daus, Manager Program KKI Warsi.
Rainal sangat mengapresiasi komitmen kuat dari dinas kehutanan untuk aksi bersama dalam pengelolaan, pengamanan hutan dan aksi peningkatan ekonomi masyarakat berbasis potensi hutan.
“Diskusi awal untuk workshop ini baru dilakukan dalam minggu ini. Tidak butuh lama sudah dapat terlaksana. ini menunjukkan komitmen bersama kita untuk pengamanan dan perlindungan kawasan serta inisiatif lain yang mampu mendukung ekonomi masyarakat di sekitar huta, melalui skema karbon,” jelas Rainal.
Dalam penyampaiannya, Kepala Dinas Kehutanan Sumatra Barat melihat ini sebagai rencana aksi bersama yang strategis. SOP Pengamanan dan Patroli Bersama, penunjukkan personil pengelola notifikasi dan dashboard Guardian bahkan sudah ditetapkan oleh Kepala Dinas.
“Guardian dapat menjadi mekanisme pencegahan untuk pengamanan hutan, terutama di kawasan Perhutanan Sosial, untuk peningkatan ekonomi masyarakat tanpa merusak hutan,” terang Yozarwardi, Kepala Dinas Kehutanan Sumatra Barat.
Sejauh ini, Guardian telah terinstalasi sebanyak 27 unit, yang tersebar di 9 Nagari, yaitu Nagari Pakan Rabaa (3 Guardian), Nagari Pakan Rabaa Timur (3 Guardian), Nagari Pasir Talang Timur (3 Guardian), Jorong Simancuang (2 Guardian), Nagari Sirukam (3 Guardian), Nagari Sumpur Kudus (4 Guardian), Nagari Pondok Parian Lunang (3 Guardian), Nagari Lunang Tengah (3 Guardian), serta Nagari Lunang Induk (3 Guardian).
Pasca pembukaan, masing kelompok tim patroli LPHN (Parimbo) dari 9 nagari, kemudian menyusun rencana aksi pengamanan bersama dengan Dinas Kehutanan Sumatra Barat.
Sementara itu, terkait dengan identifikasi potensi karbon di Sumatra Barat. Dinas Kehutanan telah membangun 75 Petak Ukur Permanen (PUP) untuk penghitungan stok karbon sampai tahun 2020, dan akan ditambah 30 PUP untuk tahun 2021.
Keterhubungan antara potensi karbon dengan upaya peningkatan kesejahteraan terhubung dengan aksi membangun persepsi pengamanan hutan yang memberikan insentif kepada masyarakat atas aksi penjagaan hutan.
Perwakilan masyarakat Lanskap Lunang (Lunang, Lunang Tengah, Pondok Parian Lunang), yang telah difasilitasi KKI Warsi dalam identifikasi potensi Karbon, menyampaikan bagaimana proses yang dijalani dilapangan, dan kegiatan untuk membangun komitmen bersama di tingkat masyarakat.
“Aksi ini memang sepenuhnya dilakukan oleh masyarakat,” jelas Gilang, perwakilan LPHN Pondok Parian Lunang.
KKI Warsi juga menyampaikan presentasi hasil identifikasi karbon di Lanskap Lunang. “Potensi karbon di Lanskap Lunang, sebanyak 280 ton/ha, di kawasan bertutupan rapat seluas 3171 ha, dari luas total lanskap lunang mencapai lebih kurang 5000 ha. Ada 15 plot yang dipasang, dengan ukuran beragam,” Papar Silvi Herwinda, Fasilitator Komunitas KKI Warsi.
“Dengan adanya intervensi program community carbon hingga 2050, potensi kehilangan hutan sekitar 245 ha, dan tanpa intervensi program bisa mencapai 815 ha,” tutupnya.
Kedepan koordinasi untuk penguatan mekanisme karbon antara Warsi dan Dinas Kehutanan, serta perluasan isu di tingkat masyarakat, akan menjadi bagian dari rencana bersama.