Polibag-polibag dengan aneka sayuran tumbuh subur di halaman warga Desa Sinar Wajo Kecamatan Mendahara Hulu Tanjung Jabung Timur. Tanaman ini sangat membantu masyarakat memenuhi kebutuhan harian, tengah wabah virus corona yang kini menghantui hampir semua penduduk bumi.

Adalah Mansur Hidayat, Asisten Pertanian Warsi yang awalnya mengompori kaum perempuan di desa Sinar Wajo untuk mulai aktif bertanam sayuran. Target waktu itu adalah menumbuhkan kebiasaan positif di tengah masyarakat sekaligus untuk memenuhi kebutuhan harian keluarga.  Masyarakat Sinar Wajo sebelumnya tergantung dengan pedagang keliling yang datang dari Kota Jambi sekitar 80 km dari desa untuk berbelanja kebutuhan harian termasuk sayur-sayuran. Pedagang yang datang dengan waktu tempuh 2 jam, tentu berkonsekwensi pada harga yang tinggi. Kondisi ini menyebabkan menu sayuran sebagai sumber vitamin dan mineral sangat terbatas di konsumsi warga.

Berangkat dari kondisi ini, sejak 2018 lalu  Mansur dengan tekun mengajak kaum perempuan dan juga bapak-bapak untuk mengisi waktu luang dengan bertanam aneka sayuran di pekarangan dan juga ladang. Sinar Wajo yang berada di pesisir Jambi, hidup di areal tanah gambut, relatif tidak biasa menanam sayuran. MAsyarakat lebih tertarik tanaman perkebunan, sawit, kelapa, ataupun pinang. Hanya saja ketika harga jual hasil kebun rendah dan terjadi kenaikan harga bahan pangan, maka sayuran bisa dihilangkan dari menu warga.

Mansur membentuk kelompok perempuan yang beranggotakan sepuluh orang. Awalnya cukup sulit mengajak orang untuk bergabung, karena ini akan mengubah kebiasaan yang sudah berlangsung bertahun-tahun. Namun dengan tekun dan telaten mulai ada yang tertarik. Sebut saja Buk Mulik, menyebutkan kegiatan pertanian sayuran ini menjadi ajang untuk mendapatkan ilmu dan pengalaman dalam budidaya sayuran. Kini bu Mulik memliki sayuran kangkung, bayam, dan sayuran lainnya di halaman rumahnya. Dengan tanaman ini, mengurangi ketergantungan membeli sayur dari pedagang luar.

Buk Nusia sebagai anggota kelompok perempuan juga mengungkapkan bahwa musim hujan tidak ada pedagang sayur masuk ke desa mereka. Sekarang hal demikian tidak menjadi persoalan lagi, sebab sekarang tanaman sayur sudah ada dalam desa mereka. BAhkan bisa menjual ke tetangganya tentu dengan harga yang bersahabat.

Ibu Damawiyah, berbekal pengetahuan yang diperoleh dari kelompok perempuan, melanjutkan penanaman sayuran di lahan pertanian. Saat ini, lahan sayur yang berada di Parit Makmur, tumbuh subur.  Kacang panjang, mentimun, terong, cabe rawit, cabe merah, kangkung darat, dan tanaman buah-buahan yang bibitnya diperoleh secara mandiri, seperti pepaya dan jagung, memberikan keuntungan yang lumayan untuk keluarganya.

Penanaman sayur sangat membantu masyarakat di saat wabah covid 19 datang. Desa Sinar Wajo memberlakukan pembatasan masuknya orang luar ke dalam desa termasuk para pedagang keliling, tetap mampu memenuhi kebutuhan pangan warga. Petani sayuran seperti Bu Damawiyah sudah dapat menjadi penyelamat kebutuhan masyarakat, setidaknya untuk kebutuhan sayuran. Ke depannya, harapannya makin banyak warga yang mengelola lahan dan pekarangan untuk aneka tanaman sayur, sehingga ketahanan pangan keluarga tidak rontok, meski sedang dalam masa wabah.

 (Teguh Al Ikhsan, Knowledge Management Warsi)