Bagi komuitas adat Talang Mamak yang tinggal jauh dalam hutan, akses kaum perempuan untuk mendapatkan layanan kesehatan masih terbatas. Mereka selama ini mengandalkan pengetahuan lokal dan pengobatan tradisional. Namun, seiring dengan perubahan lingkungan hutan dan ketersediaan tumbuhan-tumbuhan untuk pengobatan berdampak pada masalah kesehatan Masyarakat Adat Talang Mamak. Tidak terkecuali, keguguran pada perempuan hamil dan kematian pada ibu dan anak saat proses persalinan. Oleh karena itu, pengetahuan dan akses kesehatan medih harus didekatkan kepada komunitas Adat Talang Mamak.  Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi bekerja sama dengan multipihak untuk memberikan penyuluhan mengenai Kesehatan reproduksi dan layanan Kesehatan kepada Masyarakat Talang Mamak.

Penyuluhan ini digelar dalam sharing session bersama Masyarakat Adat Talang Mamak di Dusun Simarantihan, Desa Suo-suo, Kecamatan Sumay Kabupaten Tebo. Selain itu juga dilakukan sosialisasi program perlindungan perempuan dan anak, pemberdayaan perempuan kepala keluarga dan rehabilitasi penyandang disabilitas dari Dinas Sosial. Ada pula sosialisasi hak kesehatan reproduksi oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jambi ddan pemberian layanan kesehatan dasar oleh Dinas Kesehatan  dan KB. Kegiatan ini dikuti sebanyak 78 orang diantaranya perempuan dewasa, remaja, balita, dan perwakilan laki-laki dewasa dan remaja.

“Masyarakat Talang Mamak adalah bagian dari masyarakat adat minoritas yang secara akses layanan dan program pembangunan masih minim. Termasuk dalam program-progam sosial, Perlindungan perempuan dan anak dari pemerintah. Di Masyarakat Talang Mamak banyak perempuan hamil yang mengalami keguguran, kematian anak dan ibu hamil terjadi karena faktor rendahnya pengetahuan kesehatan reproduksi. Kegiatan sosialiasasi agar komunitas suku adat minoritas seperti Talang Mamak mendapatkan pengetahuan tentang program-program dan layanan Kesehatan reproduksi dari pemerintah,” ujar Haryanto dari Project Officer KKI pada 21 September 2022.

Kegiatan ini dimulai dengan sharing dari Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Jambi dan masyarakat talang mamak khususnya para wanita usia subur (WUS) tentang dasar-dasar pengetahuan Kesehatan reproduksi seperti pentingnya menjaga kebersihan organ reproduksi, pemakaian pembalut kespro hingga pentingnya menjaga Kesehatan ibu hamil dan balita.

Diskusi terkait Kespro dilanjutkan dengan penyampaian dari Dinas Kesehatan dan KB kabupaten Tebo yang menyampaikan program-program yang disediakan termasuk layanan KB untuk menekan angka kelahiran dan meningkatkan kualitas anak daripada kuantitas anak yang dimiliki.

“Penting untuk mensosialisasikan usia minimal pernikahan, sebab banyak persolan yang muncul karena pernikahan dini. Usia menikah diharapkan 21 tahun agar secara kesehatan dan mental sudah lebih siap,” ujar Romi selaku Kepala Bidang Pengendalian Penduduk, Penyuluhan dan Penggerak (P4) pada Dinas Kesehatan dan KB.

Sementara itu, Nurlie Azwar Kepala seksi penata kependudukan dan KB dari Dinas Kesehatan dan KB  Tebo juga mengimbau kepada perempuan yang sudah menikah untuk melakukan pengecekan kesehatan kehamilan kepada puskesmas atau bidan terdekat.

“Harapannya ibu-ibu masyarakat talang mamak memeriksa kehamilan dan memantau tumbuh kembang anak dengan pro aktif mengikuti kegiatan posyandu dan melakukan pemeriksaan berat badan dan tinggi badan,” ujarnya.

Layanan pengobatan untuk Masyarakat Talang Mamak

Kegiatan tersebut juga diisi dengan penyampaian dari Dinas Sosial tentang sosialisasi program Perlindungan Perempuan dan Anak, rehabilitasi penyandang disabilitas dan program jaminan sosial. Dinas Sosial memiliki program untuk pemenuhan hak anak seperti pemenuhan gizi dan hak pendidikan sembilan tahun.

“Ada informasi program beasiswa bagi masyarakat yang tidak mampu dan Dinas sosial dapat membantu mengkoordinasikan untuk mendapatkan peluang beasiswa tersebut,  telah ada MoU dengan beberapa sekolah, pesantren dan lembaga lain yang mendukung terbukanya pendidikan gratis bagi masyarakat kurang mampu. Kemudian jika ada lansia dan penyandang disabilitas di Talang Mamak ini mohon didata dan diusulkan ke Desa masuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) untuk Disabilitas nanti setelah diskusi ini kami akan langsung melakukan asessmen kebutuhan bagi disabilitas yang ada disini,” ujar Azrai Sekretaris Dinas Sosial yang didampingi Putra satria selaku Peksos Dinas Sosial di Tebo.

Pelaksanaan kegiatan ini ditutup dengan memberikan layanan KB dan melakukan pengobatan dasar dari Puskesmas suo-suo yang diikuti masyarakat. Ada pun tindak lanjut dari sosialisasi, Dinas Sosial langsung mengunjungi salah seorang penyandang disabilitas yakni Tono. Lalu pihak Dinsos memastikan kebutuhan penyandang disabilitas masuk dalam DTKS di tingkat pemerintahan Desa Suo Suo. Selain itu, terkait kesehatan masyarakat, puskesmas akan melakukan pembentukan kader Kesehatan untuk membantu tim puskesmas dalam penyelenggaran layanan Kesehatan di Dusun Simarantihan.