Wabah pandemi covid yang melanda negeri ini masih belum juga terkendali. Korban serangan virus dan korban terdampak pademi masih saja berjatuhan. Di sisi lain, pemerintah juga sekuat tenaga melakukan berbagai antisipasi menahan merosotnya perekonomian, di antaranya dengan memberikan bantuan sosial tunai kepada masyarakat miskin.  Bantuan ini diharapkan akan menjadi stimulus untuk menggerakkan perekonomian masyarakat bawah.

BST tahap empat telah dilakukan pada akhir Agustus sampai awal September. Di Provinsi Jambi penyaluran dana  senilai Rp 300 ribu perbulan dan di rapel dua bulan sehingga setiap keluarga menerima sebesar Rp 600 ribu untuk Bulan Juli dan Agustus.  Bantuan ini juga diserahkan secara serentak kepada suku Suku Adat Marginal di Provinsi Jambi, yaitu Orang Rimba, Talang Mamak dan Batin Sembilan. Sebelumnya suku-suku ini juga sudah menerima bantaun sosial tahap1-3 untuk bulan April, Mei dan Juni) yang diserahkan pada Juli lalu.

Dari penyaluran tahap empat  tercatat 1.286 Kepala Keluarga Suku Adat Marginal yang menerima bantuan ini. Mereka tersebar di enam  Kabupaten yaitu Batanghari, Muara Jambi, Sarolangun, Merangin, Bungo dan Tebo.  “Boleh disebut ini perdana bagi masyarakat adat mendapatkan bantuan langsung bersamaan dengan masyarakat lainnya, menurut kita ini sebagai salah satu wujud pengakuan negara pada masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar hutan,”kata Putri Mushandri Pratami Koordinator Suku Adat Marginal Komunitas Konservasi Indonesia Warsi.

Menurutnya, meski baru memiliki kartu identitas sementara yang diberikan pemerintah beberapa bulan lalu, kini suku-suku marginal ini sudah diperlakukan sama dengan masyarakat lainnya. “Kami mengapresiasi langkah pemerintah yang memberikan kesempatan sama kepada suku-suku ini meski mereka belum mengantongi kartu identitas permanen sebagai warga negara, ini langkah maju untuk menyetarakan suku-suku ini dengan kelompok masyarakat lainnya,”kata Putri.

Disebutkannya pada bantuan tahap empat ini, diambil pada kantor pos terdekat dari kelompok suku-suku ini ada ada juga yang petugas pos yang mengunjungi langsung kelompok suku. Diantara yang dikunjungi adalah Orang Rimba di Sungai Terap yang sedang melangun pasca meninggalnya salah satu tumenggung di kelompok itu.  Melangun merupakan tradisi Orang Rimba untuk menghilangkan kesedihan akibat ada anggota kelompok yang meninggal. Biasanya mereka akan meninggalkan pemukiman mereka mencari pemukiman baru untuk jangka waktu tertentu.  “Kelompok ini sudah melangun sejak dua minggu yang lalu, dengan kondisi tempat melangun yang makin sempat, kelompok ini mudah ditemukan dan disampaikan informasi terkait dengan bantuan dari pemerintah,”kata Putri.

Disebutkannya, masa melangun merupakan masa yang sulut bagi Orang Rimba untuk mendapatkan bahan pangan. Penyebabnya hutan yang menjadi andalan untuk berburu dan meramu hasil hutan, juga ketakutan dengan pandemi menyebabkan gerak mereka untuk mencari bahan pangan makin sulit. “Beruntung pemerintah memberi bantuan sehingga sangat menolong kondisi mereka yang saat ini tengah berkabung akibat kematian tumenggungnya (pemimpin kelompok),”kata Putri.

Kelompok Orang Rimba, Talang Mamak dan Batin Sembilan lainnya menerima bantuan melalui kantor pos yang sudah ditunjuk. Di di kantor pos Kecamatan Pauh, terdapat 352 KK orang rimba terdaftar sebagai penerima BST  secara administrasi mereka terdekat ke Desa Lubuk Jering, Pematang Kabau, dan Bukit Suban.

Meski cukup jauh dari pemukiman Orang Rimba ke kantor pos, suku-suku yang mendiami hutan dan sebagian mulai bermukim ini tetap semangat menuju lokasi pembagian BST. 

“Pembagian BST dimulai pada pukul 9 sampai selesai. Data orang rimba kami dapatkan dari pusat, dari Dinas Sosial Jambi. Kemudian data tersebut kami serahkan pada KKI Warsi selaku pendamping orang rimba. Lalu berdasarkan data tersebutlah kami membagikan BST sesuai dengan KK yang terdaftar sebagai penerima.” tutur Novrianti, Kepala Kantor Pos Kecamatan Pauh saat pembagian BST 27 Agustus lalu.  

Nuju (23)  Orang Rimba Bukit Suban, berangkat ke kantor pos “pagi nian” bersama  istrinya. Sedari pagi mereka sudah berangkat menuju kantor pos yang berjarak 2 jam perjalanan sepeda motor dari pemukiman mereka, “Sennye di belikan berai, terui beli ko alat sayur” (Uangnya dibelikan untuk beras dan sayur),”katanya. Bantuan Sosial Tunai yang diterima Suku-suku ini memang masih ada yang belum menerima. Dari total jumlah KK SAM yang di Provinsi Jambi, baru 70 persen yang sudah terjangkau bantuan, sementara sisanya masih dalam tahap pendataan untuk diajukan sebagai penerima bantuan tahap berikutnya. “Memang masih ada yang belum menerima bantuan, diantaranya disebabkan masih belum terjangkau pendataan karena pergi ke daerah lain baik untuk melangun maupun untuk berburu, ada juga tingkat perkawinan yang cepat di komunitas yang menyebabkan bertambahnya jumlah keluarga. Ini masih terus kami lakukan update sehingga nantinya kita harapkan semua komunitas bisa diusulkan untuk menerima bantuan dan terjangkau oleh program pemerintah,”pungkas Putri.