Sebanyak 28 siswa SDN 115 Desa Air Tenam, Kecamatan Ulu Manna, Bengkulu Selatan, menerima beasiswa istimewa yang berasal dari program Pohon Asuh. Pemberian beasiswa dilakukan Selasa, 5 Agustus di ruang kelas SD 115 Air Tenam. Setiap siswa, mulai dari kelas 1 hingga kelas 6, mendapatkan beasiswa dengan total nilai Rp 2,8 juta. Penyerahan beasiswa dilakukan langsung oleh Ketua Pengelola Pohon Asuh Desa Air Tenam, Dedeng Setiawan, didampingi Kepala Desa Air Tenam Miki Aleksanders dan Ketua BPD Bakran.
Bagi Yusi Agustiana, guru SDN 115, momen ini terasa begitu berharga. Ia mengaku tak menyangka bahwa sekolah kecil di perbatasan Bengkulu–Sumatera Selatan, dengan jumlah murid hanya 28 orang, bisa mendapatkan beasiswa dari hasil menjaga pohon.
“Terima kasih kami ucapkan kepada pengurus Pohon Asuh dan perangkat desa yang telah memberikan beasiswa untuk murid-murid kami. Ini sangat berarti bagi kami di sekolah terpencil seperti ini,” ujar Yusi dengan mata berbinar.
Desa Air Tenam hanya memiliki 55 Kepala Keluarga dan sebagian wilayahnya berada di kawasan hutan. Meski jumlah peserta didik sedikit–bahkan ada kelas yang hanya memiliki dua murid–pendidikan dasar tetap dijalankan dengan penuh semangat. Sesuai amanat undang-undang, setiap anak berhak mendapatkan pendidikan, di manapun mereka tinggal.
Kepala Desa, Miki Aleksanders, menegaskan bahwa Pohon Asuh bukan hanya memberi manfaat ekonomi, tetapi juga menumbuhkan kebanggaan akan hutan di hati anak-anak.
“Air Tenam berada di wilayah berbukit curam. Menjaga pohon tetap berdiri berarti menjaga desa ini dari bencana ekologi. Sungai Manna yang membelah desa harus tetap mengalir dengan debit air yang stabil. Pepohonan adalah penyerap air hujan dan pelindung dari banjir,” jelasnya.
Air Tenam telah lama mengelola hutannya melalui skema Hutan Kemasyarakatan (HKm) dan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) dalam program perhutanan sosial. Di zona lindung kedua skema ini, masyarakat berkomitmen mempertahankan tegakan pohon. Atas inisiatif KKI Warsi, sejak 2020 dikembangkan program Pohon Asuh–cara kreatif mendapatkan manfaat ekonomi dari pohon tanpa menebangnya. Saat ini terdapat 430 pohon yang dikelola, menghasilkan dana sebesar Rp 81,25 juta.
Dana ini disalurkan bertahap kepada masyarakat. Pada Idul Adha lalu, sebagian dana digunakan untuk membeli daging yang dibagikan ke seluruh keluarga di desa. Sebelumnya, dana juga digunakan untuk patroli hutan dan tagging pohon, serta dukungan untuk kelompok pengelola Hkm dan HTR.
Selain beasiswa untuk murid SD, yang bersekolah di Air Tenam, 4 anak Air Tenam yang sekolah di SD di desa lain, yaitu DesaT anjung Sakti, Sumsel dan Desa Talang Tinggi, Bengkulu Selatan juga mendapatkan beasiswa. Beasiswa ini diserahkan oleh pengurus Pohon Asuh ke rumah siswa yang bersangkutan. Selain itu beasiswa Pohon Asuh juga akan diberikan kepada siswa SMP asal Air Tenam. Direncanakan ada 14 siswa SMP yang akan menerima beasiswa senilai Rp 2,1 juta. Karena sekolah menengah berada di luar desa, pembagian beasiswa untuk mereka akan dilakukan Minggu, 10 Agustus, saat mereka pulang kampung, sebelum kembali ke tempat kos masing-masing.
Emmy Primadona, Koordinator Program KKI Warsi, menjelaskan bahwa Pohon Asuh adalah wujud nyata dari prinsip hutan lestari, masyarakat sejahtera.
“Program ini mendatangkan manfaat langsung dari hutan, tanpa merusak pohonnya. Pohon tetap tegak, tetapi masyarakat mendapatkan keuntungan finansial dari hasil menjaga hutan mereka,” ujarnya.
Selain Pohon Asuh, di lahan perhutanan sosial yang sudah terbuka, KKI Warsi bersama Jejak.in mengembangkan program Baby Tree–menanam kembali hutan dengan pohon-pohon bernilai ekonomi seperti durian, jengkol, petai, dan pinang.
Dari desa kecil di perbatasan, Air Tenam telah memberi contoh besar: menjaga pohon bukan hanya menjaga alam, tetapi juga menanam masa depan untuk anak-anaknya.